Kota Semarang
Kata pepatah tak kenal maka tak sayang, oleh karena itu kali ini kita akan mengenal kota yang menjadi tempat tinggal kita, dari sejarahnya bagaimana dan,,,,,ah yang jelas ayo kita baca tulisan berikut ini yang dikumpulkan dari berbagai sumber agar kita lebih tahu kemudian kita makin mencintai kota kita ini,,,,dan pada akhirnya kita akan menjaga keindahan Kota Semarang ini,,,,,,,,,,,,yuk kita mulai,,,,,,,,Bismillah,,,,
Kota Semarang adalah ibukota ProvinsiJawa
Tengah, Indonesia sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia
sesudah Jakarta, Surabaya, Bandung,
dan Medan. Sebagai salah satu kota paling
berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir
mencapai 2 juta jiwa dan siang hari bisa mencapai 2,5 juta jiwa. Bahkan, Area
Metropolitan Kedungsapur (Kendal, Demak,
Ungaran Kabupaten Semarang,
Kota Salatiga,
dan Purwodadi Kabupaten Grobogan)
dengan penduduk sekitar 6 juta jiwa, merupakan Wilayah Metropolis terpadat
keempat, setelah Jabodetabek (Jakarta),
Gerbangkertosusilo (Surabaya),
dan Bandung Raya.> Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan
Semarang ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit di
beberapa sudut kota. Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk membuat kemacetan lalu
lintas di dalam Kota Semarang semakin macet. Kota Semarang dipimpin oleh wali
kota Hendrar Prihadi, S.E, M.M. Kota ini
terletak sekitar 558 km sebelah timur Jakarta,
atau 512 km sebelah barat Surabaya,
atau 621 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara). Semarang berbatasan dengan Laut
Jawa di utara, Kabupaten
Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten
Kendal di barat.Luas Kota 373.67 km2
Lawang Sewu salah satu bangunan bersejarah di Kota Semarang (Sumber : https://royoginun.files.wordpress.com/2012/02/lawang-sewu12.jpg) |
Klenteng Sam Po Kong dan Patung Cheng Ho (Sumber: https://coretanpetualang.files.wordpress.com/2011/10/ klenteng-sam-po-kong-laksamana-muslim-cheng-ho-semarang-kuil.jpg) |
Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan, untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.
Ki Ageng Pandanaran (sumber: http://3.bp.blogspot.com/-w5NGrJXzN3s/ Txeexq-wvPI/AAAAAAAAAJY/bGsx3oYNXIo/s200/sl.jpg) |
Kemudian pada tahun 1678 Amangkurat II dari Mataram, berjanji kepada VOC untuk memberikan Semarang sebagai pembayaran hutangnya, dia mengklaim daerah Priangan dan pajak dari pelabuhan pesisir sampai hutangnya lunas. Pada tahun 1705 Susuhunan Pakubuwono I menyerahkan Semarang kepada VOC sebagai bagian dari perjanjiannya karena telah dibantu untuk merebut Kartasura. Sejak saat itu Semarang resmi menjadi kota milik VOC dan kemudian Pemerintah Hindia Belanda. Kantor KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschappij) di Semarang (1918-1930)
Pada tahun 1906 dengan Stanblat Nomor 120 tahun 1906 dibentuklah Pemerintah Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh seorang Burgemeester (Walikota). Sistem Pemerintahan ini dipegang oleh orang-orang Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan datangya pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada masa Jepang terbentuklah pemerintah daerah Semarang yang di kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Didampingi oleh dua orang wakil (Fuku Shico) yang masing-masing dari Jepang dan seorang bangsa Indonesia. Tidak lama sesudah kemerdekaan, yaitu tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 terjadilah peristiwa kepahlawanan pemuda-pemuda Semarang yang bertempur melawan balatentara Jepang yang bersikeras tidak bersedia menyerahkan diri kepada Pasukan Republik. Perjuangan ini dikenal dengan nama Pertempuran lima hari di Semarang.
Tahun 1946 lnggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang kepada pihak Belanda.Ini terjadi pada tangga l6 Mei 1946. Tanggal 3 Juni 1946 dengan tipu muslihatnya, pihak Belanda menangkap Mr. Imam Sudjahri, walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintahan daerah kota Semarang. Narnun para pejuang di bidang pemerintahan tetap menjalankan pemerintahan di daerah pedalaman atau daerah pengungsian diluar kota sampai dengan bulan Desember 1948. daerah pengungsian berpindah-pindah mulai dari kota Purwodadi, Gubug, Kedungjati, Salatiga, dan akhirnya di Yogyakarta. Pimpinan pemerintahan berturut-turut dipegang oleh R Patah, R.Prawotosudibyo dan Mr Ichsan. Pemerintahan pendudukan Belanda yang dikenal dengan Recomba berusaha membentuk kembali pemerintahan Gemeente seperti dimasa kolonial dulu di bawah pimpinan R Slamet Tirtosubroto. Hal itu tidak berhasil, karena dalam masa pemulihan kedaulatan harus menyerahkan kepada Komandan KMKB Semarang pada bulan Februari 1950. tanggal I April 1950 Mayor Suhardi, Komandan KMKB. menyerahkan kepemimpinan pemerintah daerah Semarang kepada Mr Koesoedibyono, seorang pegawai tinggi Kementrian Dalam Negeri di Yogyakarta. Ia menyusun kembali aparat pemerintahan guna memperlancar jalannya pemerintahan.
Sumber : http://arpusda.jatengprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=690:sejarah-kota-semarang&catid=154
untuk lengkapnya klik sini saja ya http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang hehehehe terima kasiiihhhhh :)
Komentar
Posting Komentar